LAPORAN PRAKTIKUM AKAR BATANG DAN RUBAHANNYA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu
penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga
memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Setiap
tumbuhan memiliki akar, batang dan daun. Masing-masing memiliki fungsi utama
dalam pertumbuhan sebuah tumbuhan.
Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Dan mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat di samakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan,
Pada
umumnya batang memiliki sifat-sifat yaitu : umumnya berbentuk panjang bulat,
terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing di batasi oleh buku-buku, tumbuhan
biasanya keatas menuju cahaya matahri, selalu bertambah panjang di ujungnya,
mengadakan percabangan, umumnya tidak
berwarna hijau. Batang terdiri atas : bentuk batang, arah tumbuh batang,
percabangan batang.
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga
setelah daun dan batang bagi tumbuha
n yang tubuhnya telah merupakan kormus.
Akar biasanya mempunyai sifat : selalu tumbuh di bagian dalam tanah dengan arah
tumbuh ke pusat bumi, tidak berbuku-buku, warna tidak hijau, tumbuh terus pada
ujungnya, bentuknya sering kali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.
Pada
umumnya akar dapat di bedakan bagian-bagiannya yaitu : leher akar atau pangkal
akar (collum ), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis),
cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis),
bulu-bulu akar (pilus radicalis
1.2 Rumusan masalah
1.2.1.
Apa pengetian dari batang dan akar ?
1.2.2.
Apa organ prinsip akar dan batang ?
1.3 Tujuan
1.3.1.
Agar mampu mentetahui pengertian dari akar dan batang
1.3.2.
Agar mampu mengenal dan membedakan organ prinsip akar, batang dan rubahannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Akar
Akar
merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah
permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama
pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam
biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang
dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil.
System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak
lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat
pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan
atau adventif (Savitri 2008).
Berdasarkan
asalnya dikenal dua macam akar, yaitu : akar primer yang berasal dari embrio
dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya, serta akar liar yang berasal dari
batang atau daun. Akar tersebut dapat bersifat permanen dan sementara. Peranan
akar adalah untuk menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah serta
menambatkan tumbuhan pada tanah atau makanan seperti Daucus, Manihot,
Dioscorea, dan Ipomoea. Peranan akar liar bervariasi, sesuai dengan peranan
akarnya. Akar liar dapat berfungsi sebagai akar tunjang, akar gantung, akar
nifas, akar pelekat, akar pembelit, dan sebagai penunjang (Issrep, 1993).
Akar
juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi
tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi
untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan
yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan
zat-zat makana tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan
kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti,1985)
Irisan
memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak
terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan,
dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan
karena dipengaruhi oleh jenis tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang
menentukan aktifitasnya (sutrian,2004).
Bagian
bawah dari sumbu tumbuhan sering dikenal dengan sebutan akar dan umumnya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada akar yang tumbuh di luar
tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di
ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil,
akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang
berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada
monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera
mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang
disebut akar tambahan atau adventif (estiti, 1995).
Irisan
memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak
terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan,
dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan
karena dipengaruhi oleh jenis tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang
menentukan aktifitasnya (sutrian,2004).
Akar
juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi
tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi
untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan
yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan
zat-zat makana tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan
kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti,1985)
2.2 Macam-Macam Akar
Keragaman
bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu dikenal
akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar panjat, akar
pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis dengang jamur. Kondisi
lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering tumbuhan biasanya
memiliki sistem akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang
tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak
dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya
minsalnya pada tamarix (estiti, 1995).
2.3 Susunan Jaringan Akar Primer
a.
Tudung Akar
Tudung
akar terdapat diujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu
penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari sel hidup yang saling mengandung
pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan radial yang berasal dari pemula
tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel sentral ditudung akar membentuk
struktur yang lebih jelas dan disebut kolumela (sutrian,2004).
b. Epidermis
Lapisan
terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa antar sel,
berdinding tipis. Namun kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Pada
akar yang terendah pada udara dan bagian akar dalam tanah yang mempertahankan
epidermisnya, dinding luar menebal, dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal
epidermis biasanya satu lapisan sel, tetapi terdapat perkecualian misalnya akar
udara tumbuhan anggota Orchidaceae dan Araceae yang bersifat epifit,
epidermisnya berlapis banyak dan terspesialisasi membentuk jaringan khusus
disebut velamen (fahn,1991).
c.
Korteks Akar
Pada
umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks akar sering
mengandung tepung, kadang-kadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah besar
monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding
tebal sebagai penguat. Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan
epidermis, dapat mengadakan differensiasi menjadi hipodermis yang
dinding-dindingnya mengandung mengandung suberin atau lignin yang disebut
eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis sel atau lebih, terdiri dari
sel panjang dan sel pendek bergantian atau hanya semacam saja. Sedangakan
lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan berdifferensiasi menjadi
endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan struktur anatominya berbeda
dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah dalamnya. Sel endodermis
selain mengalami penebalan dinding yang tersusun dari selulose dan lignin. Pada
awal perkembangannya, sel-sel endodermis membentuk pita Caspary, yaitu
penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial dan tranversal. Ada tiga
tipe endodermis, yaitu :
- tipe pertama, selnya berdinding tipis yang ada pada dinding radial dan tranversialnya mengalami penebalan pita dari zat gabus.
- tipe kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi dengan gabus dan selulose.
- tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin. Pada tipe ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial, tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar (Savitri 2008).
Rambut
akar berkembang dari sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai
ukuran yang berbeda dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar
merupakan sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan
membentuk tabung. Selnya biasa terdapat dekat di belakang apeks akar sepanjang
satu sampai beberapa sentimeter (sumardi, 1993).
c.
Eksodermis
Pada
kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan sel terluar membentuk gabus
sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni eksodermis yang akan menggantikan
epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis,
dinding primer dilapisi oleh suberin yang juga dilapisi oleh selulosa,
ditemukan juga lignin, contoh tanaman yang memiliki eksodermis adalah smilax,
oryza, phoenix ( Istanti,1999).
d.
Endodermis
untuk
penyerapan pada daerah akar dinding sel mengandung selapis suberin didinding
antiklinal yakni pada dinding radial dan melintang, kerampingan lapisan ini
menyebabkan disebut pita kaspari, yang merupakan kesatuan antara lamella tengah
dan dinding primer tempat suberin dan lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis
maka protoplas melepaskan diri dari dinding namun tetap melekat pada pita
kaspari (fahn,1991).
e.
Silinder
Pembuluh
Silinder pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa
lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel trakeal terluar paling
pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa, sel-sel itu merupakan
protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan spiral atau cincin (sumardi,
1993).
2.3 Pertumbuhan Sekunder pada Akar
Dalam
akar yang mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari benang-benang
meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan parenkimatis yang terletak di
antara kelompok-kelompok floem priem dan pusat stele. Disini dibentuk deretan
tangensial pendek initial kambium yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder
dan floem sekunder. Dari batas-batas
strip kambium yang terbentuk pertama ini, satu lapisan initial diperluas ke
arah lateral dengan diferensiasi initial baru dalam parenkima di antara
benang-benang xilem dan floem primer sampai segmen kambium bertemu dalam
perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga terbentuklah silinder
kambium yang utuh sebagaimana gambar di bawah ini :
Kambium
pada permukaan dalam floem aktif terlebih dahulu dibandingkan dengankan dengan
kambium di dekat perisikel membentuk xilem sekunder yaitu kambium terdorong ke
luar. Kambium dari pesikel membentuk parenkim jari-jari empulur. Periderm
terbentuk dari sel-sel perisikel yang membelah secara periklinal dan
antiklinal. Pembelahan periklinal membentuk perluasan radial dari
perisikel (Issrep, 1993).
Pembentukan
periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk
pertama kali dalam perisikel.. Pada tumbuhan parenial, keaktifan kambium akar
akan diiringi keaktifan periderm untuk jangka waktu lama. Periderm yang telah
di bentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru yang ada di
sebelah dalam bertambah besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk di bawahnya.
Hal itu dapat berlangsung berulang kali sehingga diperoleh ritidom. Pada akar
yang bertugas menyimpan cadangan makanan , parenkim menjadi bagian terbesar
pada xilem maupun floem sekunder (Hidayat, 1995).
2.4 Pengertian dan Fungsi Batang
Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting tumbuhan yang beradadi atas
permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang tumbuh dari dalam biji.
Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa meristem apical yang terdapatdalam
batang. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu
tegak dengan daun-daun yang melekat padanya ( Anonym.2010 ).Beberapa sifat umum
batang menurut ( Tjitrirosoepomo.2009 ) antara lain:
- Umumnnya berbentuk panjang bulat seperti silindrer atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yaitu dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
- Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-bukutersebut terdapat daun.
- Tumbuhnya bisanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop/heliotrope)
- Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek seperti lumutdan pada waktu batang masih muda.
- Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batangmempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
- Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecualikadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
- Sebagai bagian tubuh tumbuhan, tugas batang antara lain:
a. Mendukung
bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu: bunga, daun,dan buah.
b. Memperluas
bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-bagian tunbuhan
di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
c. Sebagai
jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari atas ke bawah.
d. Menjadi
tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
2.5 Bagian-bagian Batang
Berikut
adalah bagian – bagian pada batang menurut ( Tjitrirosoepomo.2009 ) adalah
sebagaiberikut ini :
- Buku (node),tempat dimana daun melekat pada batang.
- Ruas (internode), bagian batang di antara buku-buku.
- Tunas axiler (axillary bud ),yang terbentuk antara sudut masing-masing daun denganbatang dan memiliki potensi unutk membentuk suatu tunas cabang. Sebagin besartunas aksiler yang masih muda dorman. Setelah mengakhiri masa dormansi, suatutunas aksiler akan menjadi cabang vegetatif yang lemgkap dengan tunas terminal,daun daun dan tunas aksiler.
- Tunas terminal (terminal bud ), merupakan pusat pertumbuhan tunas yang masihmuda, terletak pada bagian apeks (ujung) batang.
2.6 Pola Percabangan
Batang
suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak
bercabangkebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal
(Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays.). Umumnya batang memperlihatkan
percabangan banyak atau sedikit.Kerangka tumbuhan dibangun oleh sejumlah sumbu.
Suatu sumbu (baik cabang atau sumbu utama) bisa dibangun dengan cara sebagai
berikut menurut ( Tjitrirosoepomo.2009 ):
- Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu lebih jelas, karena lebihbesar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnyapohon cemara (Casuarina equisetifolia L.).
- Percabangan simpodial, sumbu tubuh menghasilakn ruas dan buku namun di suatau saatmeristem apikal tidak berfungsi lagi oleh karen membentuk bunga atau berdiferensiasimembentuk parenkim atau karena sebab lain. Dari kuncup aksilar di ketiak daun dekat didaerah meristem apikal yang tidak berfungsi itu akan tumbuh cabang yang arahnya sejajarsumbu sebelumnya dan tumbuh serpeti sumbu yang diagantikannya. Batang pokok sukarditentukan, karen adalam perkembagan selanjutnya mungkin lalu menghentikapertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuahnnya dibandingkan dengancabangnya, misalnya pada sawo manila (Achros zapota L.).
- Percabangan mengarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kalimenjadi dua cabang yang sama besarnya, hal ini adalah akibat titik tumbuh menjadi duabagian yang sama, seperti pada Selaginella, nipah (Nypa fruticans) dan Asclepias . Kadang-kadang percabangan tampak seperti dikotom namun jika diamati secara cermat terlihat ujungsumbu utama yang terhenti. Percabangan seperti ini disebut dikotom semu, misalnya pakurane (Glaichenia linearis). Dikotom semu juga bisa terjadi jika cabang dekat ujung sumbutumbuh dengan kuat sehingga mencapai penampakan yang setara dengan sumbu utama yangsedikit terdesak dan keduanya bersama-sama
- tampak seperti garpu.
2.7 Bentuk Batang
Tumbuhan
biji belah(Dicotyledoneae)pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya
lebih besar dan ke ujung semakin mengecul, jadi batangnya dapat dipandang
sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat
mempunyaipercabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal
(Monocotyledoneae)sebaiknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung
boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanyapada beberapa golongan saja yang
pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atastetap sama, seperti
terlihat pada bermacam palma(Palmae).
Jika
kita bicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang
padapenampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang
menuru (Tjitrirosoepomo.2009), antara lain:
- Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusasp), kelapa (Coconus nuciferaL).
- Bersegi(angiularis).Dalam hal ini ada tiga kemungkinan:
- Bangun segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus)
- Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora quadrangularisL), iler (Coelus scutellarioides Benth).
- Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dengan mengambil alih tugas daun pula. Batang bersifat demikian dinamakan:
- Fitokladia (phyllocladium),jika amat pipih dan menyerupai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada).
- Kladodia (cladosium),jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan,misalnya sebangsa kaktus(Opuntia vulgaris).
Dilihat
dari permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan
sifatbermacam-macam.Maka dapat membedakan permukaan batang yang menurut (
Tjitrirosoepomo.2009 ) yaitu sebagai berikut:
- Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays ).
- Berusuk (costatus), jika pada permukaan terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnyailer (Coelus scutellarioides Benth).
- Beralurb (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus.
- Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnyaterdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Discorea alata) dan markisah (Passiflora quadrangulais)
Selain
dari itu permukaan batang dapat pula:
- Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum)
- Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp)
- Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya) dan kelapa (Coconus nucifera)
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
3.1.1
Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah
1.
Alat Tulis
2.
Kertas
3,
Handphone (kamera)
3.2 Bahan
3.2.1 Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Kacang Tanah ( Arachys hypogeae), Sirih ( Piper
betle ), Padi ( Oryza sativa ),
Benalu ( Loranthus sp ), Bambu ( Bambusa sp ), Singkong ( Manihot utilisima ), Markisa (Passiflora quadrangularis L ), Rumput
Teki ( Cyperus rotundus ), Pandan ( Pandanus amaryll folium ), Krokot ( Portulaca oleracea )
3.3 Metode Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Mengamati dan membedakan organ akar, batang dan rubahannya
3.
Menggambar serta memberi keterangan pada gambar akar, batang dan rubahannya
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Keimpulan
Bahwa setiap tumbuhan memiliki kriteria
masing-masing, baik dari segi akar, dan
batang. Dari kriteria tersebut kita dapat mengetahui jenis dari tumbuhan yang
kita amati. Banyak kriteria dari batang, akar, dan mempunyai modifikasi
tersendiri.
5.2 Saran
1.
Dalam praktikum sebaiknya belajar terlebih dahulu tentang bab atau materi yang
akan dipraktekan dan mempersiapkan bahan
– bahan yang akan diamati
2.
Jangan membuat gaduh dalam saat praktikum
3.
Jangan makan pada saat praktikum
4.
memperhatikan asisten pada saat menjelaskan materi
5.
Membersihkan lab setelah praktikum selesai
DAFTAR PUSTAKA
`
Campbell,1999,Biologi
I ,Erlangga,Jakarta Dasuki, Undang Ahmad. 1994.
Bahan Kuliah Sistematik Tumbuhan Tinggi.
Bandung Home Page: ITB. Rolas Sinaga,
Steenis,
C.G.G.J.Van, Dr. 2003. Flora.Jakarta: Pradnya Paramita.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Evika,
sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press
Fahn,
1991. Anatomi Tumbuhan. Jogjakarta.: UGM Press Hidayat,
Estiti
B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sumardi,
Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta : UGM
Sutrian,
yayan. 1992. Pengantar anatomi tumbuhan tentang sel dan jaringan. Jakarta: Tiga
Serangkai
Kata Kunci : Tinjauan pustaka akar, Tinjauan pustaka batang, Akar, batang dan rubahanny, pengertian akar, pengertian batang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar